Tiga anak, tiga pengalaman melahirkan, dan semuanya horor.
Anak pertama, normal tapi vacuum,
anak kedua, sesar (tidak terlalu horor, tapi sakit sesar yang amazing),
anak ketiga, sesar Eracs tapi merasakan kontraksi full 9 jam...
Cerita yang terbaru... 18 Juni 2023, hari kelahiran anak ketiga, Farasha...
17 Juni 2023.
Lagi nonton film horor sama temen2 jam 22.30 mlm, tiba2 ngerasain kontraksi, saya kira braxton hicks, jadi dibiarin aja dulu. Intense ga ada jeda selama 1.5 jam, dikira mau pup, akhirnya ke rs Hermina Bekasi walaupun bukan faskes disana. Setelah order grab dan dijemput security apartment dengan kursi roda, kita sampai di IGD Hermina. Disana sepi sekali, setelah di cek bukaan berapa (sakit cuy) dan cek baby heart beat, ternyata belum ada bukaan, disuruh pulang. Katanya kembali lagi kalau sudah pecah ketuban atau pendarahan. Suami bilang nanti aja pulang, tunggu sakitnya udahan. Tapi itu sudah jam 2an malam. Ketika sudah dirumah, mau tidur, walaupun masih ada kontraksi tapi lemah. Jam 03.30 kebangun merasakan ada yang hangat di celana. Ternyata ada darah! Langsung ke toilet, sudah ngucur darah banyak. Telpon lagi grab dan security dan ke Hermina lagi. Cek bukaan, udah bukaan 1, tapi kemudian suami dipanggil nurse, saya dengar mereka membahas BPJS. Ternyata kalau BPJS tamu, harus nunggu bukaan 4 dulu baru bisa tindakan, berarti mencoba normal. Sedangkan saya elective cesarean. Tidak mau berdebat, kami langsung order grab ke RSIJ Cempaka Putih. Perjalanan selama kurang lebih 45 menit dari Bekasi ke Jakarta lewat Becakayu (harus berenti top- up e-toll dulu). Sepanjang jalan sudah kontraksi setiap 1 menit sekali. Sampai di IGD RS Islam Jakarta, sudah tidak tahan lagi sakitnya. Setelah di registrasi, didorong ke ruang operasi. Waktu itu jam 05.30 WIB. Dijadwalkan jam 6 pagi untuk operasi. Namun akhirnya baru mulai tindakan pukul 7.30 pagi. Selama itu saya merasakan kontraksi yang "bagus" istilah perawatnya. Tapi kepala bayi tidak di jalur lahir, jadi harus sesar. Sampai detik terakhir saya merasakan kontraksi sampai akhirnya di bius.
Proses ERACS...
Operasi Eracs ada 3 dokter, yaitu Obgyn, dokter anak, dan dokter anestesi. Selain itu juga ada beberapa perawat wanita dan laki-laki. Setelah disuntik dipunggung, terasa jarumnya kecil dan tidak sakit, saya langsung merasakan kesemutan. tidak sampai 10 menit, saya sudah dioperasi, dan 10 menit kemudian, baby sudah lahir. Suhu ruangannya tidak sedingin operasi SC conventional. Yang lama adalah penjahitan. Sepertinya dosis anestesi saya ditambah. Tapi saya tetap sadar. Tepat sejam, yaitu 8.30, operasi selesai dan saya dibawa keluar keruangan observasi. Disana saya sendirian, katanya suami sedang urus kamar. Selama 1 jam saya sendirian, dikasih pemanas dibawah selimut saya. Saya berusaha menghubungi suami dengan hape perawat. Akhirnya saya bisa masuk ke ruangan inap, di Raudhah Ruangan Annisa 1020, dimana kapasitas 2 orang untuk BPJS Kelas 1. Saya sudah tidak perduli dengan fasilitas, yang penting saya dan anak selamat. Lagipula orang tua saya sedang otw dari Sumatera, kemungkinan tidak sempat melihat di rumah sakit. Saya ditemani suami, Om dan tante saja. Di ruang inap ini, suami tidak boleh menginap, jadi saya bersama tante saja (yang tidak boleh pulang, harus menjaga saya semalaman). Tapi mereka cuma menyediakan 1 kursi saja, kasian tante tidurnya duduk di kursi.
Setelah operasi, selama 2 jam pertama..
Pelayanan RS Islam Jakarta...