Wednesday, October 16, 2019

Cerita tentang Lulus CPNS

Post ini bulan Oktober 2019, post terakhir saya tentang CPNS adalah Oktober tahun lalu. Banyak sekali yang terjadi dalam satu tahun ini yang saya belum sempat tuliskan. 

Dalam post itu, saya sedang proses untuk mendaftar CPNS ditengah-tengah kesibukan kerja dan hamil besar. Semua dijalani dengan penuh pengorbanan. 

Flashback ke malam tanggal 15 Oktober 2019, di malam terakhir pendaftaran CPNS 2018. Hari itu saya naik grab car dari kantor yang cukup jauh dari Jakarta Utara, ke Selatan. Saya ke Kemenristek Dikti untuk menanyakan penyetaraan Ijazah saya. Ternyata tidak bisa dipercepat, karena saya sudah kesorean datangnya, dan memang belum bisa diproses, karena banyaknya permintaan untuk CPNS ini. Akhirnya malam itu saya putuskan untuk mendaftar memakai ijazah S1. Saya memilih Pustakawan, banyak pilihan, tapi banyak juga pelamarnya. Banyak Kementerian yang saya tidak bisa apply terhalang umur, setelah di saring-saring berdasarkan tempat, akhirnya saya memutuskan Jakarta, padahal saya dan suami tidak mau tinggal di Jakarta, kita memilih untuk tinggal di tempat yang less stress, seperti Lombok, Jogja, tapi saya takut memilih tempat baru yang saya hanya sendirian, dan komitmen kerja yang cukup lama. Akhirnya kembali ke Jakarta, karena tidak terlalu jauh dari Kota Kelahiranku, hanya 1 kali terbang (yang sekarang sudah mahal, tadinya mulai dari 400-600ribu, menjadi 800rb-1jt).  

Setelah memutuskan itu, saya mencari instansi mana yang memiliki saingan sedikit, pilihan saya tidak banyak sih. Akhirnya saya pilih sebuah instansi yang berada ditengah-tengah pusat bisnis Jakarta. Saat itu saya tidak realistik dalam menghitung pengeluaran, saya tidak menyangka bahwa saya tidak akan mampu untuk menyewa tempat yang dekat kantor, ataupun day care, karena semuanya mahal. 


Ok, kemudian saya lodged my application. 15 menit sebelum deadline. Jadi setelah itu, saya harus menunggu selama berminggu-minggu. Saya sudah semakin dekat due kelahiran.

Saya lulus administrasi, dan harus menyiapkan ujian CAT pertama. Sepertinya awal bulan November, saya sedang mengandung 8.5 bulan. Ujian CAT tidak sesusah LPDP, dan saya lulus di 2 tes, dan gagal di TKP. Tapi ternyata memang banyak sekali yang gagal, jadi kebijakannya adalah diluluskan dengan rangking.

Kemudian hasil Lulus saya terima ketika saya baru saja melahirkan yaitu sekitar awal Desember. Saya ujian tepat 2 minggu setelah operasi sesar. Sangat susah, berjalan pun belum bisa. Saya tinggal di hotel tempat ujian diadakan.

Kemudian, menunggu hasil lulus, seminggu kemudian harus wawancara. Setelah wawancara, saya dan suami di Jakarta saja. Masih belum bisa kerja karena maternity leave. Akhirnya kami terbang ke Lubuklinggau. Tanggal 2 Januari, ulang tahun suami, pagi-pagi saya cek pengumuman, dan akhirnya LULUS!

Ibuku sangat senang, tapi aku tidak tahu antara senang atau bingung.. Berarti saya harus resign dari kerjaan di Internasional school. Bagaimana dengan gaji? rumah, day care, dll sebagainya.. Saya tidak menyangka akan lulus. Jalani saja dulu....    Next... Pemberkasan, OLK dan Latsar



Video saya soal proses CPNS saya.

Cerita sesar di RS. Columbia Asia Pulomas dengan BPJS (part 2)

Baiklah akan saya sambung ceritanya ya...

Ketika keluar dari rumah sakit, kami tidak membayar sepeserpun, bahkan untuk yang tidak di cover sekalipun seperti kendi dan alat cukur. Yang paling saya suka adalah makanan rumah sakitnya. Aneh kan? biasanya ga enak, tapi disini, percayalah, enak sekali, menunya pun sehat, sayang tidak bisa berbagi sama keluarga, mereka ga mau juga walau ditawarin. Harga satu bento sekitar 80 atau 180 ribu rupiah ya, saya sudah lupa. Kantinnya pun menjual banyak makanan enak dan terjangkau. 

Selama 3 hari saya disana, dan harus keluar naik mobil, saya kira akan sakit, tapi ternyata biasa saja.  Saat itu ada ibu dan bapakku, alhamdulillah. 

Di apartemen studio, ada 4 orang dewasa, 1 anak dan 1 bayi, bayangkan betapa penuhnya. Saya hanya bisa berbaring, hanya untuk ke toilet saja saya berdiri, maksudnya berjalan membungkuk, betapa sakitnya.. 

Ya begitulah ceritanya saya bisa melahirkan di RS Columbia Asia Pulomas ini, terima kasih sudah membaca ya...

ini ada beberapa foto...







Ini video tentang melahirkan di dunia negara moms.. silahkan ditonton ya, jangan lupa klik subscribe
 dan share yaa


Anak kedua kami, Muhammad Al Fatih Amr Yehia

#SayMashaAllahTabrakallah

Saya jeda nge-blognya jauh jauh banget ya, selalu kalah sama yang namanya kesibukan sehari-hari. Apalagi ada bayi baru, kerjaan baru, tempat baru. Nah, perkenalkan, bayi kami yang sekarang sudah 10 bulan saja tanpa terasaaaa...

Ini youtube nya ya: https://www.youtube.com/channel/UC-HpfaPtcBJVuvFMcwf8_GA/videos

Subscribe yaaa..


Kenapa ada nunu nya? Nunu itu adalah Bayi dalam bahasa arab. Ini beberapa video Fatih, seperti dancing arabic music, daily activities dan pengalaman castingnya Fatih.








Sunday, October 13, 2019

“Sure Love, It’s Edensor.”


Ini bukan lanjutan tetralogi Andrea Hirata, tapi hanya mengulas sedikit mengenai desa kecil yang berada di Selatan Yorkshire, Derbyshire, Inggris. Penduduknya yang tidak sampai 200 orang ini, membuat desa kecil ini sungguh tenang dan menenangkan. Edensor atau yang penyebutannya Enzar ini dipopulerkan oleh Andrea Hirata. Penduduknya terheran-heran, mengapa banyak mahasiswa dari Asia, tepatnya Indonesia, yang berkunjung dan mengambil foto dan video di desa mereka. Arsitektur rumah di desa Edensor pun memiliki keunikan tersendiri karena didesain oleh Sir Joseph Paxton, yang merupakan arsitek yang mendesain Crystal Palace dan orang pertama yang membudidayakan pisang Cavendish yang terkenal diseluruh dunia ini. Nama pisang ini diambil dari nama keluarga Bangsawan yang berkuasa di wilayah Devonshire kala itu. 








Andrea Hirata pernah menyelesaikan tesis-nya di Sheffield, menyusul Profesornya yang pindah ke Sheffield. Ketika mengunjungi rumah Profesornya di Doncaster, beliau sedang tidak ada dirumah dan ia pun naik bis menyusuri  desa yang berada di Peak District. Yang saya heran, dari Sheffield ke Doncaster adalah 30 km, dan Sheffield ke Edensor adalah 30 km ke arah sebaliknya, yang membuat perjalanan menjadi 60 km, dan perjalanan pulang-pergi 120km.  Dalam waktu hanya 2 jam, ia harus kembali ke rumah profesornya. Tapi, intinya ia menemukan sebuah desa yang selama ini ada dibenaknya selama belasan tahun, sebuah desa berpagar batu bulat, dengan penunjuk arah angin berbentuk ayam jago dan dipenuhi oleh bunga daffodil. Untuk mengunjungi desa Edensor, dari Sheffield City Center, Anda bisa menggunakan bis dari TM Travel yaitu Peak line 218 dengan tiket sejumlah Rp. 115.000,- atau 6.5 poundsterlings. Perjalanan selama satu jam itu tidak akan terasa karena mata Anda akan dimanjakan dengan pemandangan hamparan rumput hijau, kumpulan domba berbulu tebal, sapi berwarna hitam putih seperti iklan susu di TV, bahkan kadang ada pula kuda-kuda yang memakai mantel karena suhu yang dingin. Anda harus turun di Chatsworth House yang merupakan lokasi syuting film Pride and Prejudice karya Jane Austen. Dari sana Anda cukup berjalan mengikuti jalan setapak yang melalui sebuah bukit kecil, ketika Anda berada dipuncak bukit itu, Anda akan melihat desa Edensor dengan menara St. Peter’s Church yang menjadi ikon desa tersebut.


Andrea Hirata menggambarkan Sheffield sebagai kota yang dull, terlihat suram dan seperti kota industri dengan pabrik-pabrik yang telah ditutup selama puluhan tahun. Menurut saya, pemandangan itu hanya terlihat di daerah pabrik saja, Sheffield City Center hampir sama dengan kota-kota di Inggris umumnya, di sepanjang jalan Anda akan melihat jajaran rumah bata dua tingkat dengan exposed brick khas Inggris. Andrea Hirata tinggal di London Road yang banyak komunitas dari Pakistan, India dan negara muslim lainnya, disanalah saya juga tinggal selama satu tahun ketika kuliah strata dua di University of Sheffield, di seberang mesjid Madinah yang merupakan masjid terbesar di Sheffield. Namun, jangan berharap mendengar azan lima waktu.
 

Tahap dan Biaya Proses Pembuatan Syarat Visa dan Pengajuan Visa Student

  Tulisan ini akan selalu berkembang sampai saya selesai apply dan dapat visa ya. Membaca semua informasi di website https://www.immigration...