Thursday, July 9, 2015

Cerita Seram: Faris Hampir Hilang....

Ketakutan paling besar sebagai orang tua adalah kehilangan anaknya. Hilang dengan cara apapun, diculik, atau hilang karena terlepas dari pandangan dan tersesat. 

Penculikan sangat marak dimana-mana. Tapi Alhamdulillah, ini bukan tentang penculikan, tapi sama-sama mengerikan. 

Kami tinggal di Saudi Arabia, tepatnya di Yanbu. Tempat yang relatif aman, tapi bukan berarti bebas dari kriminalitas. Tapi entah mengapa merasa lebih aman, karena mungkin merasa tidak mudah untuk keluar masuk Saudi, dan hukuman yang cukup berat bagi para kriminal. 

Saya sering berkumpul di pinggir pantai bersama komunitas Indonesia. Ada playground di setiap sudut Yanbu. Biasanya kami hanya membiarkan anak-anak bermain di playground, dan kami ngobrol dan makan-makan. Jarak tempat kami duduk agak jauh dari playground, mungkin sekitar 50 meter, masih terlihat mata tapi cukup jauh. Terkadang saya mengecek Faris, kadang sibuk ngobrol dan makan. Kalau suami ikut (jarang sekali) dia tidak akan duduk, tapi akan selalu disamping Faris. Baba Faris termasuk yang over protected, karena dia tahu betapa fragile-nya hidup ini. Sebagai seorang dokter, banyak kasus yang menyebabkan kematian yang hanya disebabkan oleh hal sepele. 

Dia tahu, playground bisa menjadi tempat yang bahaya, bila anak tidak diperhatikan ketika bermain. Bisa saja jatuh, bisa berantem, bisa didorong orang dari atas, kecelakaan bisa terjadi kapan saja. Kalau saya berkumpul disana, tentu saja saya tidak bisa selalu duduk didekat Faris, saya datang juga untuk bersosialisasi. 

Ada seorang teman yang bercerita, ketika anaknya bermain, kemudian menangis sangat kencang. Dikiranya tidak ada apa-apa. Kemudian sang anak demam dan ketika dibawa kerumah sakit, ternyata ketika bermain di perosotan, sang anak sedang berada dibawah, dan hendak naik keatas. Tapi dari arah atas, ada anak yang meluncur, yang menyebabkan anak itu tertendang kaki anak yang sedang meluncur. Apparently, tendangan itu cukup kuat dan menyebabkan gusi atas dan menyebabkan pergeseran kalau tidak salah, dan harus dioperasi. 

Faris juga pernah kakinya terpelosok dilubang dan ada metal yang membuat kakinya luka robek dan berdarah. Bayangkan kalau itu terjadi dan kita jauh, anak kita tidak akan bisa memanggil kita secara cepat. 

Saya mendengar ada seorang anak perempuan yang diculik di pantai di Yanbu. Saya menjadi takut untuk lengah. 

Saya dan suami sangat takut kalau lengah, salah satu harus memegang Faris. Ketika belanja juga, lebih baik Faris didalam kereta belanja. Karena kadang kalau kita sibuk, kelengahan pasti terjadi, kadang saya dan suami gantian belanja dan Faris tinggal dirumah bersama salah satu dari kami. Tapi kadang kan juga pengen jalan-jalan seperti keluarga untuh. 

Oke, intronya kepanjangan nih. Jadi, Faris pernah beberapa kali hampir hilang. Benar-benar membuat jantung serasa berhenti berdetak. 

1. Di Mekkah. 
Sudah banyak mendengar cerita anak diculik di Mekkah. Kejahatan di Mekkah cukup signifikan. Satu kejadian, seorang ibu muda solat dan menaruh anaknya yang masih bayi di depannya. Ketika sujud, ada seseorang yang mengambil dan ketika duduk dari sujud, anak sudah tidak ada. Beberapa tahun kemudian, anaknya ditemukan di gunung batu menjadi pengemis dengan kaki yang sudah tidak ada. 

Kalau kami umroh, sering kami tinggalkan Faris bersama Nena-nya dirumah. Selain capek untuk Faris, kita juga kurang konsentrasi ibadahnya. Namun, ada saatnya Nena Faris tidak di Yanbu, jadi kami harus membawa Faris, atau membatalkan umroh. 

Pernah membawa Faris, ketika itu dia umur 2-3 tahun. Sangat aktif berlari-lari. Tidak pernah berlari jauh tapi tetap saja bahaya kalau di keramaian. Tawaf kami bergantian menggendong Faris, begitu selesai tawaf, solat dibelakang makam Ibrahim secara bergantian. Kemudian waktunya solat subuh. Kami harus berpisah, ternyata tempat solat wanita jauh. Saya bingung, apa tidak solat saja. Karena kalau saya solat, tidak ada yang memegang Faris, dan dia suka berjalan diantara barisan orang solat. Faris belum bisa bicara, jadi saya tidak tahu apakah dia akan mengerti bila disuruh diam menunggu. Saya coba solat dengan jamaah dengan tangan memegang Faris. Di rakaat terakhir, Faris mulai bosan dan melepaskan tangan. Untung segera berakhir solatnya, tapi orang-orang juga mulai berjalan tidak beraturan dan saya tidak melihat Faris. Ditengah kerumunan orang yang sangat banyak dan tinggi-tinggi, saya Panik. Tidak peduli saya teriak, "Faris!!! Faris!!! Where are you?"  "Anybody see a little boy with a yellow shirt?" I asked everyone. Saya teriak sekuat tenaga, sambil menangis, sudah kayak orang gila. Dan berlari kesana kesini. Tidak ada orang yang peduli. Saya tidak tahu harus kearah mana. kalau saya lari kekiri, mungkin Faris ke arah kanan. Akhirnya saya mendengar Faris menangis, tapi masih tidak melihatnya. Saya ikuti suara tangis Faris. Akhirnya, saya bisa bertemu Faris, saya dekap erat-erat dan kemudian mencari suami. 

2. Di sebuah Mall di Dubai.
Saat itu sudah malam, kami dari pantai ingin pulang ke hotel. Tapi jam 7 adalah waktunya orang pulang kantor. Pasti akan macet. Jadi kami putuskan ke sebuah Mall. Suami bilang kalau mau cari sepatu dan celana, ada toko Sketcher dan toko fashion disana, silahkan liat-liat. Dia dan Faris akan menunggu. Tapi Faris lari-lari tidak mau diam, dan mau mencari mama. Saat itu sangat ramai sekali, benar-benar penuh sesak. Suami mengikuti Faris, tapi Faris sudah hilang dari pandangan. Dia tidak seperti saya yang teriak-teriak, hanya saja mencari ke seluruh tempat dan melaporkan ke security. Setelah mungkin setengah jam, ada seorang laki-laki yang menyerahkan Faris ke dia, tanpa menceritakan apa-apa, langsung saja pergi. Ketika saya kembali, mereka menunggu ditempat janjian. Ketika diceritakan, mata saya hampir keluar karena terkejut. betapa nyarisnya, apapun bisa terjadi. Sangat bersyukur Faris bisa kembali. I don't know what I will do if.. naudzubilahi min dzalik..

3. Di dana mall, Yanbu. 
Saya dan Faris jalan-jalan ke dana mall, berdua saja. Kami ke H&M, toko pertama dari pintu masuk. Faris bilang dia mau liat toy car. Saya bilang iya tunggu sebentar. Dia mengikuti saya. Tapi kemudian ada seorang ibu-ibu berdiri antar kami dan melihat-lihat barang juga. Cuma 2 detik, saya langsung cari Faris, karena saya terhalang ibu-ibu itu. Faris sudah tidak ada disana. Saya cari keliling toko itu. Tidak ada. Kadang yang saya takutkan, Faris main petak umpet dan tidak menyahut kalau saya panggil. Saya, ya udah panggil-panggil Faris. Orang-orang mah cuma liatin aja, not my business. Setengah jam pas, serasa berjam-jam rasanya. Mencari Faris ditoko terdekat juga. Tapi saya tidak berani jauh-jauh dari H&M, dan tidak mungkin Faris pergi jauh. Akhirnya, saya pesankan dengan pegawai toko yang membantu saya, saya pergi ke Panda mencari disana. Kalau melihat anak kecil sendirian, tolong ditahan. Secepat kilat saya berlari ke Hyper Panda, ke toy section. Dan saya liat Faris disana. Saya menangis dan peluk, tapi kemudian marah sama Faris yang ngelonyor sendirian. Seorang arab pikir saya pembantu yang menyiksa anak majikan, menyetop saya dan menanyakan mana mama anak ini. Saya jawab saya, dan dia pergi sendiri meninggalkan saya dan sempat hilang. Dia kena semprot juga sama saya, orang lagi panik juga. Sejak saat itu, Faris janji dan selalu pegang tangan saya.

Sekarang Faris sudah umur 6 tahun dan mengerti kalau jauh dari mama baba, bisa hilang. Faris menyalahkan saya yang hilang pada waktu di dana mall. Dan kalau saya lepas sedikit saja tangannya, dia marah dan bilang, nanti mama ilang lagi..  loh kok jadi saya yang ilang. 

Ada cerita kehilangan yang juga sangat dramatis. Lara 2tahun, sepupu Faris, yang cantik, kecil, nakal, talkative, dan sangat sangat aktif. Kami ajak dia ke pantai untuk bermain sama Faris. Semua berjalan lancar. Waktunya pulang. Kami tiba di parkiran apartemen. Karena kami banyak bawaan, kami tidak menuntun mereka. Sudah pada bisa jalan sendiri. Suami dan Faris sudah mulai naik tangga. Lara berada didepan saya. Kemudian saya menyusul suami untuk memegang barang bawaan saya dan saya mau memegang Lara. Tapi ketika balik lagi, Lara sudah tidak ada. Anehnya, anak sekecil itu kok bisa lari cepat sekali. Garasi cukup besara, dan kami takut kalau ada mobil masuk dan tidak melihat Lara. Kami mencari diseluruh gedung, dibawah mobil dan di gedung sekitar. Kami teriak-teriak memanggilnya, meminta bantuan tetangga, Faris bahkan menangis ketakutan. 
Saya ke atas memanggil ibunya, dan menelpon babanya. Mereka semua ikut mencari. Terbayang, kalau tidak ketemu, they can kill me.. 

Pencarian berlangsung sekitar 1 jam. Akhirnya mereka menemukannya dengan seorang polisi di mobil patroli polisi di depan Hala, toko didepan Radwa 7. Lara dengan muka tanpa ekspresinya sedang makan chipsy. Dimana ketemunya?? Seorang laki-laki menemukan Lara dan memberikannya ke polisi. Dimana laki-laki itu menemukan Lara, masih tanda tanya. Artinya Lara sudah menyeberang jalan besar. OH MY GOD.

Ini foto Lara hari itu:

Our 7 years, in a nutshell...

I am a very forgetful person. I don't even remember what I did an hour ago. So, this is good for my own reminder. 

2008.

- Saya ulang tahun ke 21, suami ke 28 tahun. 
- Sudah berkenalan selama sebulan, dan merencanakan untuk menikah. Bulan Februari calon suami ke Indonesia, melamar. Keluarga shock, takut anaknya diambil orang jauh dan tidak kembali lagi. Setelah diyakinkan, akhirnya menikah tgl 21 Februari 2008 dan resepsi tanggal 9 Maret 2008. 
- Pergi Honeymoon ke Malaysia. Kembali lagi ke Indonesia untuk resepsi. Lalu suami pulang ke Saudi dan saya lanjut kuliah dan siap-siap untuk berangkat setelah mendapatkan visa 2.5 bulan kemudian. 
- Menyusul suami ke Yanbu, Saudi Arabia. Agustus mendapat kabar kembira kehamilan. 
- Jalan-jalan ke Dubai bulan November 2008.

2009

- Melahirkan Faris
- Memulai kerja sebagai substitute
- Akhir tahun pulang ke Indonesia, membawa Faris kecil umur 8 bulan. 

2010

- Faris umur setahun
- Liburan ke Turki bulan April dan ke Dubai bulan October.

2011
- KKN di Simpang Sari bersama Ibu, Bapak dan Dekna.


2012
- I got the Librarian job!
-Pulang 2 kali tahun ini, bulan April dan Juli-Agustus.
- Bulan Juni Ibu dan Bapak ke Saudi untuk umrah.
- Harus pulang ke Indonesia untuk nyelesain kuliah. Berdua Faris di Jatinangor. Akhirnya lulus dan wisuda juga. Alhamdulillah.
- Pertunangan adik saya dan menjadi fotografer pre-wedding nya.
- Tapi sedih tiket harus ditukar karena kata Kepala Sekolah yang lama, saya harus datang ke sekolah lebih awal seperti guru-guru lainnya. Sedangkan kepala sekolah yang baru gapapa kalau saya harus hadir ke pernikahan adik saya. Sediiih... Padahal tiket sudah dibeli setelah hari pernikahannya, dan mereka menetukan hari pernikahan menyesuaikan dengan schedule saya. :(
- Konferensi pertama ke Dhahran.

2013
- Konferensi ke Turki Januari


2014
- Liburan ke Indonesia, Malaysia, Singapore, India dan konferensi ke Amerika.
- Bersama keluarga ke Malaysia dan Singapore.


2015
- Liburan ke Turki
-



Tuesday, July 7, 2015

Being a Mom

Saya menikmati menjadi seorang ibu, tapi banyak penyesalan yang saya rasakan. Saya mulai bekerja ketika Faris berumur 6 bulan dan harus meninggalkannya dengan suami. Bukan kerja tetap, tapi hanya staff substitute. Jadi tidak bekerja setiap hari, tergantung kalau ada yang lagi sakit saja. Menyusui tetap jalan, kadang saya pulang kerumah pada waktu istirahat makan siang, atau suami yang membawa Faris ke sekolah untuk disusui. 

Selama 2 tahun saya menjadi substitute, sampai tahun 2012. Selama itu juga saya masih harus menyelesaikan kuliah yang tinggal beberapa mata kuliah, KKN dan skripsi. Harus bolak balik ke Indonesia untuk mengambil semester pendek, KKN dan kemudian sidang skripsi dan wisuda. 

Ketika lulus, saya sudah setahun menjadi staff tetap di office YIS, sebuah sekolah International Amerika. Dan akan menjabat sebagai Pustakawan, sesuai dengan jurusan yang saya ambil. 

Alhamdulillah, Faris bisa dititipkan di Nursery, jadi saya tidak perlu bolak balik lagi. Tapi setiap hari harus kerja. Perhatian ke Faris jadi berkurang. Mana Faris susah makannya. Merasa bersalah setiap hari, walaupun itu bagus buat Faris karena bisa bersosialisasi dan belajar. 

Ketika pulang sekolah, badan sudah sangat capek dan mau istirahat. Malam sudah banyak kegiatan rumah, Faris jadi kurang terurus makan dan waktu bermainnya. 

Banyak yang bilang, rasa bersalah akan memicu seseorang untuk membalas apa yang terlewat dengan lebih baik lagi, tapi kenapa saya tidak ya? :)

Sekarang, saya sudah 3 tahun menjadi pustakawan, selama itu bekerja hanya 4 jam. Bisa pulang sekolah jam 12 bersama Faris. Makan siang dan tidur siang. bangun jam 4-5 sore, jalan ke pantai atau santai dirumah saja. 

Menjadi guru untuk anak tidaklah mudah. Selalu berakhir dengan argumen dan berantem sama Faris yang maunya main sama tabletnya aja. Mengetes kesabaran.

Sekarang Faris sudah 6 tahun. Waktunya masuk sekolah. Ketika berumur 5 tahun, kami berencana mendaftarkan Faris ke KG. Tapi karena banyak pertimbangan, keuangan, jarak dan bahasa, akhirnya Faris belajar dengan tutor pribadi. Namun hanya berlangsung 2 bulan. 

Faris terekspos 3 bahasa, yang membuatnya lambat berbicara. Sekarang Faris hanya berbahasa Inggris, karena kami fokuskan ke satu bahasa dulu. 

What happened on 29th of May, 2009?

Cerita persalinan saya

Pagi ini, sekitar pukul 5.30 pagi waktu Saudi, saya bangun untuk solat subuh. Terasa sakit kontraksi yang amat sangat. Ini bukanlah hari persalinan yang diperkirakan oleh dokter. Masih sekitar 3 atau 4 hari lagi. Tapi karena saya aktif jalan-jalan, mungkin menjadi lebih cepat. Suami saya, yang seharusnya tenang dan memberikan saya masukan untuk bernafas dengan teratur untuk mengurangi rasa sakit, malah ikut panik. Dokter seharusnya lebih tenang dalam situasi seperti ini. Saya tidak bisa cepat-cepat bersiap ke rumah sakit karena rasa sakit yang datang setiap 2 menit. Mandipun jadi sangat lama. Pukul 9 pagi baru sampai di RS. RCMC, tempat suami bekerja. Langsung diperiksa oleh bidan, dan dikasih tau bahwa udah pembukaan 6 dan harus segera ke ruang persalinan. 

Saya naik kursi roda ke ruang persalinan. Saya tidak merasa takut atau nervous, hanya ingin segera keluar bayinya dan stop rasa sakit ini. Ruang persalinan yang berikan adalah khusus untuk staff, tidak bersama pasien lain. Dan suami boleh masuk ke ruangan. Biasanya hanya boleh diluar, kalau di Saudi seperti itu peraturannya. 

Dokter yang bagus yang sudah dipesan suami ternyata tidak sedang bertugas, entah sedang libur atau bukan shift dia. Dan saya harus ditangani oleh dokter lain. Selama berjam-jam, tidak ada dokter yang datang melihat. Hanya seorang suster yang duduk saja menulis report atau apalah itu. Tidak ada yang mengajari saya bagaimana cara mendorong atau bernafas yang benar. Dokter cuma sesekali datang, dan mengecek bukaan berapa. Suami harus pergi solat Jum'at. 

Sekitar pukul 2 siang, sudah pembukaan 10 dan siap untuk melahirkan. Tapi saya tidak bisa mendorong, sudah kehabisan tenaga karena mendorong bukan pada waktunya. Saya disuntik induksi dan kontraksi menjadi sangat kuat. Tapi anak saya stuck di jalan lahir dan tidak bisa keluar. Akhirnya mereka harus mengeluarkan bayi dengan cara vacuum. Saya mendengar suami saya keberatan. Akhirnya mereka tetap melakukannya, dan harus digunting untuk dimasukkan alat vacum yang sudah ketinggalan jaman itu. 

Pengakuan suami saya, dia hampir pingsan melihat darah dan melihat mereka menggunting dan memasukkan alat itu. Sangat besar sekali.  Saya sudah tidak tahu apa-apa lagi. Rasa sakit sudah terlalu. Akhirnya bayi keluar, tapi tidak menangis. Dipaksa menangis tapi sangat lemah. Mereka taruh Faris, bayi saya dipelukan saya. Saya sudah tidak tahu bagaimana perasaan saya saat itu. Sangat capek dan lemah. Ketika dijahit, saya tidak terlalu merasakannya karena di bius. Selama persalinan saya tidak berteriak, hanya menahan saja. 

Setelah 1 jam di jahit, dan anak saya dibawa keruang bayi untuk dibersihkan, dan suami mengikuti mereka, takut tertukar katanya. Saya dipindahkan ke ruangan lain. Disana, saya belum bertemu anak saya lagi. Hanya berdua suami. Seharusnya suami tidak boleh tidur disana, tapi saya tidak berani sendirian. Akhirnya suami pulang dan tidur dirumah. Dia tidak bisa tidur disana, dan ingin segera mencari informasi di internet soal vacuum dan bahayanya yang mungkin bisa dialami anak saya. Dan dia juga akan mengurus saya sendirian, jadi harus bisa istirahat dengan tenang. 

Saya sendirian di kamar yang berisi 3 tempat tidur itu. Ketika lewat tengah malam, suster memberikan Faris. Saya sangat bahagia bisa bertemu bayi saya. Sangat kecil sekali. Saya tidak tahu bagaimana menggendong bayi sekecil itu. Masih dalam pengaruh obat bius, saya bisa berjalan dan membersihkan kotorannya yang berwarna hitam. Tapi saya call nurse untuk membantu. 

Keesokan harinya, saya harus keluar dari RS. Dan dengan kursi roda dan bayi digendongan, saya didorong suami dan juga seorang dokter dan perawat. Saya menyesal tidak mengabadikan moment itu. 

My journey as a mother has begun...

Continuing my blog after 6 years

My last post was on May 28, 2009. The next early morning, I had a contraction and delivered a baby boy, 9 hours later at 3pm. After that, I totally stopped from writing blog.

After 6 years, so many things going on in our life. I will try to write it, and hoping to continue writing. 

bahasa indonesia yang di adopsi dari bahasa Arab.

1. Mustahil,
2. Madrasah,
3. Aib,
4. Takhayul (takhayal),
5. Mungkin (mumkin),
6. Kuat ( kuah),
7. Sehat (sehah),
8. Jilbab,
9. Soal,
10. Jawab,
12. Musyawarah,
13. Zaman,
14. Dunia,
13. Umur,
14. sabun,
15. Faham,
16. Hakim,    
17. Ilmu,
18. Maklum,
19. Kursi,
20. Nafkah,
21. Istirahat (Istirahah)

Tahap dan Biaya Proses Pembuatan Syarat Visa dan Pengajuan Visa Student

  Tulisan ini akan selalu berkembang sampai saya selesai apply dan dapat visa ya. Membaca semua informasi di website https://www.immigration...